Anda mungkin pernah membaca artikel tentang kata-kata bahasa asing yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Anda. Sebagai orang Jerman, saya langsung memikirkan schadenfreude, istilah yang tampaknya tidak ada padanan katanya. Arti istilah schadenfreude yaitu kegembiraan yang disertai rasa bersalah yang Anda rasakan atas kemalangan orang lain. Pujian bagi Anda semua yang berbudi luhur karena tidak memiliki istilah seperti itu untuk perasaan yang sombong tersebut.

Kata-kata asing lainnya juga terjalin erat dalam kehidupan sehari-hari, seperti ombudsman dalam bahasa Swedia, sauna dalam bahasa Finlandia, atau pizza dalam bahasa Italia. Tentu saja ada banyak bahasa lain, terutama dalam bahasa seperti bahasa Inggris yang memiliki kamus yang luar biasa besarnya dari peti harta karun banyak bahasa.

Lalu ada pula kata-kata yang belum masuk kamus bahasa Inggris, meski sudah terkenal sebagai istilah yang indah namun tidak dapat diterjemahkan. (Sebagai penerjemah, saya menambahkan bahwa “tidak dapat diterjemahkan” tidak sepenuhnya benar. Hanya saja kita tidak memiliki padanan kata per kata.) Ini termasuk istilah seperti hygge dalam bahasa Denmark, yang mengacu pada rasa nyaman saat bersama orang lain, atau sisu dalam bahasa Finlandia, yang merupakan konsep kekuatan batin yang tersembunyi di saat-saat sulit. Kata-kata ini memperkaya cara kita memandang dunia dan menawarkan wawasan tentang budaya asal mereka. (Sekali lagi, saya minta maaf atas schadenfreude!)

Bagaimana jika kita dapat mengupas batasan-batasan linguistik untuk melihat bagaimana bahasa dan budaya lain memandang Tuhan melalui bahasa yang mereka gunakan? Selama hampir lima tahun saya telah mengumpulkan dan menyusun data tentang bagaimana bahasa-bahasa di seluruh dunia menerjemahkan Alkitab dengan cara yang berbeda dan sering kali berwawasan luas. Berikut adalah beberapa contoh kata-kata yang menarik dalam bahasa lain, yang menolong kita memahami dan berkomunikasi dengan Tuhan lebih mendalam:

1. Mär: pilih satu hal dan satu hal saja (Teribe)

Bahasa Inggris memiliki kosa kata yang lebih kaya dibandingkan bahasa-bahasa lain dalam menerjemahkan kata Yunani pistis sebagai “iman” dan “kepercayaan.” Namun kekuatan kata-kata ini sebagai kesaksian iman dilemahkan oleh penggunaannya yang non-Kristen dalam bahasa Inggris (“Saya percaya besok akan hujan” atau “Saya beriman kepadamu, anak muda!”). Saya berharap kami dapat memperkenalkan istilah yang kuat untuk iman seperti “mär,” yang digunakan dalam bahasa Teribe, bahasa asli yang digunakan di Panama. Artinya “pilih satu hal dan satu hal saja.” Itulah iman Kristen yang radikal.

Article continues below

Buletin-buletin gratis

Buletin-buletin lainnya
2. Dao/道: nalar; jalan menuju kehidupan yang benar; perkataan (Tiongkok)

Dalam Injilnya, ketika Yohanes menyebut Yesus sebagai Firman, hal ini merupakan gema yang kuat dari karya penciptaan di kitab Kejadian di mana Allah berfirman untuk menciptakan alam semesta. Yohanes mungkin bermaksud agar kita membuat korelasi ini, tetapi ini hanyalah salah satu dari sekian banyak korelasi. Faktanya, istilah aslinya dalam bahasa Yunani, Logos, adalah konsep sentral filsafat Yunani, yang mencakup spektrum makna yang luas yang selama berabad-abad telah mencakup penalaran, prinsip yang menembus semua realitas, dan perantara antara Tuhan dan kosmos.

Sangat mudah untuk melihat betapa kuatnya istilah ini mengungkapkan kebenaran tentang Yesus Kristus, membangun jembatan yang bermakna menuju budaya yang lebih luas yang dikomunikasikan-Nya. Mungkin saja tidak ada bahasa yang pernah menemukan terjemahan yang sempurna untuk Logos, namun para pembaca Alkitab berbahasa Mandarin menemukan terjemahan yang mungkin sama kuatnya. Kebanyakan Alkitab berbahasa Mandarin menerjemahkan Logos sebagai Dao, istilah sentral dalam setiap tradisi keagamaan dan filosofi Tiongkok untuk menggambarkan nalar dan jalan menuju kehidupan yang benar. Yang cukup mengherankan, kata ini juga berarti “perkataan.” Dalam perpaduan yang luar biasa antara dua budaya yang berbeda namun sangat kaya dan kuno, Dao membuka jalan bagi kita untuk memahami pesan asli dari Yohanes secara lebih mendalam.

3. Yumi: kami dan kamu (Tok Pisin)

Beberapa bahasa memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan bahasa Inggris (dan Yunani, Ibrani, serta Aram) dalam kata ganti mereka. Penutur bahasa Inggris menggunakan kata ganti we (kita/kami) yang ambigu, namun banyak bahasa membedakan antara kita yang inklusif (“Anda dan saya dan mungkin orang lain”) dan kami yang eksklusif (“dia/mereka dan saya, tetapi bukan Anda”).

Sebagai contoh, para murid bertanya kepada Yesus di perahu saat terjadi badai, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” (Mrk. 4:38). Namun siapakah yang termasuk dalam “kita” yang binasa itu? Penutur bahasa Fiji, Tok Pisin, dan ratusan bahasa lainnya diharuskan untuk membuat kesimpulan dalam kasus ini (dan dalam 2.352 kasus lain dalam Alkitab), yang mempunyai implikasi teologis yang mendalam.

Article continues below

Apakah para murid percaya bahwa Yesus juga bisa mati? Apakah teguran tajam yang Ia ucapkan setelah itu didasarkan pada keyakinan mereka bahwa Ia benar-benar bisa mati? Tim penerjemah berbeda pendapat dalam penafsirannya, tetapi para penerjemah Tok Pisin memilih kata yumi yang inklusif untuk memasukkan Yesus ke dalam kelompok orang yang dapat binasa. Mereka mencatat bahwa para murid telah menunggu sekian lama, melawan penilaian mereka terhadap badai itu (karena mereka adalah nelayan yang berpengalaman) dan ketakutan eksistensial mereka, sampai akhirnya mereka merasakan bahaya yang menimpa Yesus (dan diri mereka sendiri) terlalu besar untuk tidak membangunkan Dia.

4. Dios y’ayucnajtzcapxɨɨybɨ: Pelontar firman Tuhan (Coatlán Mixe)

Dalam penggunaan secara sekuler, nabi adalah seseorang yang meramalkan masa depan. Namun, dalam Alkitab, para nabi tidak hanya meramalkan masa depan, melainkan juga mewartakan firman Tuhan pada masa kini. Para pembaca Alkitab dalam bahasa Kuna, sebuah bahasa di Panama dan Kolombia, memahami makna yang lebih luas ini ketika mereka membaca tentang seorang nabi sebagai “orang yang menyampaikan suara Allah.” Umat Kristen Ekari di Papua Nugini menyebut seorang nabi sebagai “orang yang berbicara berdasarkan dorongan ilahi” (gokobaki tijawiidaiga wega-tai). Dan para pembaca Alkitab Coatlán Mixe di Meksiko mendapat kehormatan untuk menemukan istilah yang sangat jelas yaitu “Pelontar firman Tuhan.”

5. Ña̱ kúꞌu̱ ini yo̱ sa̱ꞌá ña̱yuu xi̱ꞌín yó: kita mengasihi orang-orang lain (Tezoatlán Mixtec)

Kasih adalah kata benda abstrak; kata ini tidak menunjuk pada suatu objek (seperti meja atau pohon) melainkan mengacu pada kualitas atau ide. Bahasa Yunani dan Inggris penuh dengan konsep abstrak seperti kasih, tetapi banyak bahasa lain yang tidak dapat menjelaskan kata benda abstrak tanpa orang atau benda yang melekat pada kata tersebut. Lalu apa yang Anda lakukan dengan teks penting seperti “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong” (1Kor. 13:4)?

Ketika para penerjemah Alkitab Tezoatlán Mixtec di Meksiko bagian selatan diharuskan untuk memahami konteks perikop ini, mereka menyadari bahwa ayat ini tidak berbicara tentang suatu kualitas yang tak berwujud dan tidak menuntut, melainkan tentang kasih yang nyata dari orang-orang yang mengasihi orang-orang lain. Konsultan penerjemahan John Williams mengatakan bahwa konteksnya “menyebabkan [mereka] menyimpulkan bahwa 1 Korintus 13 bukanlah sebuah puisi cinta, melainkan lebih merupakan teguran kepada jemaat Korintus, yang menunjukkan bagaimana mereka tidak saling mengasihi.” Hasilnya, terjemahan bahasa Inggris yang familier untuk “Kasih itu sabar” terdengar sangat berbeda ketika diterjemahkan kembali dari bahasa Tezoatlán Mixtec: “Kita mengasihi orang-orang lain berarti kita memberikan kekuatan di dalam diri kita untuk mereka.” Saya penasaran apakah para pendeta Tezoatlán Mixtec cenderung lebih jarang menggunakan perikop yang berani ini dalam upacara pernikahan dibandingkan para pejabat pernikahan yang membacakan versi bahasa Inggris yang lebih abstrak dan penuh romantisme?

Article continues below
6. Sen: bentuk akrab dari “Anda” (Tuvan)

Anda mungkin masih ingat pelajaran kelas bahasa Prancis, Spanyol, atau Jerman di sekolah menengah atas tentang dua cara berbeda untuk menyapa orang—dengan bentuk formal atau informal dari Anda (tu versus vous, versus usted, du versus Sie). Bahasa Inggris juga pernah memiliki hal ini ( you versus thou), tetapi beberapa waktu lalu kata ini telah disingkirkan dari kosakata aktif. Terjemahan Alkitab dalam bahasa Prancis, Spanyol, dan Jerman semuanya menggunakan kata informal Anda di seluruh bagiannya. Namun para penerjemah bahasa lain merasa tidak wajar dan membingungkan jika menghilangkan perbedaan yang digunakan dalam percakapan sehari-hari mereka.

Oleh karena teks Yunaninya sendiri tidak memberikan petunjuk langsung apa pun mengenai bentuk sapaan mana yang harus digunakan, maka para penerjemah harus menganalisis kedudukan sosial para tokoh utama dalam setiap situasi, terutama dalam Injil dan Kisah Para Rasul, untuk mengambil keputusan tentang bagaimana menerjemahkannya.

Dalam bahasa Tuvan, sebuah bahasa di Siberia tengah-selatan, murid-murid Yesus berbicara kepada-Nya selama pelayanan-Nya dengan sapaan formal. Hal ini dapat dimengerti karena Yesus adalah guru mereka, dan kita berharap para murid menyapa guru mereka dengan hormat. Namun hal ini mungkin mengejutkan: Setelah kebangkitan, para pengikut-Nya berbicara kepada Yesus dengan kata informal Engkau, yang menunjukkan keintiman baru dengan Tuhan dan Juruselamat mereka yang telah bangkit: “Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau” (Yoh. 21:16).

7. Bideezhí: adik perempuannya (Navajo)

Teman Yesus, Marta dan Maria, adalah saudara kandung. Itulah yang dikatakan teks Yunani kepada kita. Yang tidak diketahui oleh penutur Yunani maupun Inggris adalah siapa yang lebih tua dan siapa yang lebih muda. Bagi ratusan bahasa, hal ini adalah detail yang sangat penting karena mereka tidak memiliki kata-kata yang dapat digunakan untuk kata “hanya” saudara laki-laki dan perempuan; kata-kata mereka perlu menunjukkan urutan kelahiran.

Article continues below

Sebagian besar para penerjemah bahasa-bahasa ini menunjuk Maria sebagai adik perempuan Marta. Mengapa? Karena Martha biasanya disebut lebih dulu, dan dialah yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Apakah ini fakta-fakta yang tak terbantahkan? Belum tentu demikian, namun hal-hal tersebut merupakan hasil analisis teks yang cermat dan mendetail yang memperdalam pemahaman kita tentang Yesus dan pelayanan-Nya.

8. Ambum: kura-kura (Aekyom)

Ingat cerita dalam Injil Lukas di mana Yesus mempunyai 12 ekor kura-kura? Sepertinya hal ini tidak mungkin ada, kecuali jika Anda pernah membaca Alkitab dalam bahasa Aekyom, sebuah bahasa di Papua Nugini. Orang-orang yang berbicara bahasa ini menghitung umur mereka berdasarkan berapa kali kura-kura sungai muncul di tepian sungai untuk bertelur. Jadi ketika Yesus pergi ke Yerusalem bersama orang tuanya, dia disebut mempunyai 12 ekor kura-kura. Bayangkan kekayaan kura-kura yang dimiliki oleh Metusalah!

9. P’ijil-o’tanil: hikmat hati; p’ijil c’op: hikmat kata; p’ijil jol: hikmat kepala (Dataran Tinggi Tzeltal)

Kata Ibrani chakam yang diterjemahkan sebagai hikmat adalah inti dari kitab Amsal. Namun hikmat dari kitab tersebut tidak hanya bersifat intelektual dan filosofis; terkadang, itu juga bersifat praktis, etis, atau religius. Kebanyakan orang tidak dapat mengungkapkan secara memadai beragam makna yang tercakup dalam satu istilah hikmat tersebut, namun sekitar 40.000 penutur bahasa Dataran Tinggi Tzeltal di Meksiko Selatan dapat melakukannya. Mereka menggunakan tiga istilah berbeda untuk merujuk pada berbagai jenis hikmat dalam kitab Amsal: P’ijil-o’tanil adalah “hikmat hati,” p’ijil c’op berarti “hikmat kata” (juga digunakan untuk pengetahuan), dan p’ijil jol adalah “hikmat kepala” (juga digunakan untuk wawasan atau pemahaman).

10. Diri: mengukir pikiran Anda (Ngäbere)

Bahasa manusia adalah suatu keajaiban, yang membuka jalan menuju wawasan spiritual yang luar biasa. Setiap wawasan yang muncul dalam percakapan global di antara para penutur ribuan bahasa serta Tuhan dapat memperkaya pemahaman kita tentang siapa Tuhan dan bagaimana Ia bekerja dalam kehidupan kita saat ini. Seperti yang dikatakan oleh para pembicara Ngäbere di Panama dan Kosta Rika, kiranya Roh Kudus memakai ajaran-ajaran baru ini untuk “mengukir pikiran Anda” dengan hikmat hati, hikmat perkataan, dan hikmat kepala dari Tuhan saat Anda bekerja keras dalam mengasihi orang-orang lain.

Article continues below

Anda dapat menemukan semua ini dan ribuan contoh lainnya di United Bible Societies (UBS) Translation Insights & Perspectives di tips.translation.bible.

Jost Zetzsche adalah penerjemah profesional yang tinggal di pantai Oregon. Sejak tahun 2016 ia telah menjadi kurator United Bible Societies (UBS) Translation Insights & Perspectives. Buku terbarunya adalah Encountering Bare-Bones Christianity.

Diterjemahkan oleh Maria Fennita S.

[ This article is also available in English. See all of our Indonesian (Bahasa Indonesia) coverage. ]